Berangkat
dari sebuah Realitas

Bersumber dari Statistik Pendidikan, pada 2015 misalnya, rerata lama sekolah penduduk Indonesaia adalah 8,32 tahun. Rerata tersebut naik menjadi 8,42 di tahun 2016 dan naik kembali menjadi 8,5 di tahun 2017. Pada tahun 2018, rerata lama sekolah penduduk Indonesia mencapai 8,58 tahun atau setara dengan kelas 8 jenjang pendidikan sekolah menengah pertama.

Capaian rerata lama sekolah penduduk Indonesia di perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan perdesaan. Rata-rata penduduk perkotaan menyelesaikan hingga jenjang sekolah menengah pertama, sementara penduduk perdesaan hanya bersekolah hingga kelas 7 SMP/sederajat.

Beberapa capaian pembangunan pendidikan Indonesia dalam ukuran kacamata global masih menunjukkan ketertinggalan. Pada tahun 2018, hasil PISA mengukur kompentesi membaca peringkat 72, matematika peringkat 72, dan ilmu pengetahuan pelajar Indonesia peringkat 70 dari 78 negara yang dites. Peringkat ini stagnan selama 10 tahun terakhir.

“Nilai-nilai iman Kristen mewarnai proses belajar-mengajar hingga nilai-nilai tersebut menjadi nyata. Guru mengenalkan kebenaran Kristus kepada kami.”

Mulai dari Hati

"Saat seusia anak sekolah, kami masuk di sekolah yang memberitakan kasih karunia Kristus di dalam proses pembelajarannya. Nilai-nilai iman Kristen mewarnai proses belajar mengajar hingga nilai-nilai tersebut menjadi nyata. Guru mengenalkan kebenaran Kristus kepada kami. Disinilah perjumpaan dengan Kristus yang menjadi titik balik, kami mengalami jamahan dan menjadi percaya." demikian ungkap pendiri Wonder School Indonesia.

Kami menyadari pendidikan anak adalah tanggung jawab yang besar. Pendidikan yang tidak semata mengajarkan nilai-nilai kehidupan, tetapi mengenalkan kebenaran dan kehidupan yang berpusat pada Kristus. Apabila anak mendapat kesempatan yang sama mereka pun akan mengalami kehidupan yang diubahkan.

Mulai dari hati dengan nilai-nilai keutamaan seperti kepedulian, kekuatan karakter, jejaring dan ide ide menjadi kekuatan Wonder School Indonesia merespon panggilan generasi dengan penuh cinta dan kasih. Melalui program Wonder School Indonesia dan Sinergi Kemitraan, kami memperluas akses pendidikan di daerah yang membutuhkan. Tekad membangun sekolah bermutu di pelosok bukan sekedar untuk mencerdaskan generasi. Namun menjadi mitra orang tua untuk memutus mata rantai kemiskinan dengan keyakinan berdasar pada Injil Kristus yang memerdekakan. Sekolah yang menanamkan budaya juang kepada anak yang tidak terbentuk dari proses belajar yang sekedarnya.

Sebuah sekolah yang akan menceritakan tentang bagaimana anak dapat bertumbuh dengan baik serta memiliki wawasan dan sudut pandang yang berpusat pada Kristus. Anak yang di didik dan dilayani dengan kasih Kristus agar dapat mengembangkan iman dan ilmu dalam meraih cita-citanya sebagai generasi masa depan Indonesia.

Kisah ini Berawal

Tanggal 4 Juli 2019 menjadi tonggak dimulainya Wonder School Indonesia. Atas dasar Akta Notaris Humberg Lie, SH, SE, MKn yang disahkan Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia pada tahun 2019, Tim Wonder School Indonesia bergerak mensurvei beberapa daerah di Indonesia. Daerah yang sempat disurvei adalah Medan di Sumatra Utara, Gunung Sitoli di Nias, Batam dan Pekan Baru di Riau, Palangkaraya di Kalimantan Tengah, Sintang. Manis Mata dan Ketapang di Kalimantan Barat, Manado di Sulawesi Utara, Morowali di Sulawesi Tengah, Konawe di Sulawesi Tenggara, Waingapu dan Soe di Nusa Tenggara Timur hingga Wamena di Papua.

Di mana ada kemauan di sana ada jalan. Pepatah ini menggema ketika jalan yang ditemui tidaklah mulus dan mudah. Komitmen melakukan perubahan demi kebaikan yang lebih besar akhirnya mendatangkan dukungan yang berlimpah. Wonder School Indonesia mendapatkan jalan membuka akses pendidikan di Minahasa Utara dengan membangun sekolah satu atap dari pendidikan usia dini, dasar dan menengah yang diberi nama Wonder School.

Berawal dari dua belas unit kontainer yang disulap menjadi enam ruangan untuk kegiatan belajar mengajar. Tepat tanggal 15 Agustus 2019 proses pembelajaran tahun ajaran 2019-2020 dimulai. Namun kehadiran Wonder School dianggap sepi oleh masyarakat setempat.

Memasuki situasi pandemi dengan protokol kesehatan yang ketat, para pendidik WSI berjibaku dari pintu ke pintu untuk menemui anak dan melangsungkan pembelajaran. Kesungguhan dan dedikasi relawan Wonder School menjadi buah bibir yang ramai diperbincangkan di tengah masyarakat. Kepercayaan orang tua pun meningkat sehingga di tahun ajaran 2020-2021 jumlah murid yang mendaftar di Wonder School melebihi kapasitas yang disediakan.

Awal tahun 2021, Wonder School Indonesia berupaya menambah ruang kelas, dengan mendatangkan puluhan kointainer agar dapat menampung lebih dari 400 peserta didik yang terbagi ke dalam jenjang TK hingga SMA. Sekolah dari kontainer ini dibangun di atas lahan seluas 7.844 m.